Monday, September 10, 2012

Orang Betawi

Dangerously Beautiful Expedition # 5


Memperhatikan bidadari ?
duduk di saung, bawah pohon, ditengah areal perkebunan tebu, menahan dingin berselimutkan matahari pagi. Oh god dua pria single ini kasian sekali.. hha

Keberadaan kami di kediri berakhir hari itu juga
siang setelah selesai dengan urusan mengintip bidadari kami berangkat menuju malang
ada satu harapan besar dalam benakku untuk mengunjungi bromo, kau tahu lagi-lagi orang mudah terpikat kepada keindahan.


Perjalanan menggunakan bis kecil seperti metro mini yang ada di jakarta, gw berdiri di pintu depan, perangai persis dengan kenek yang berdiri di pintu belakang mobil. Dia menggunakan topi koboy, gw pake anduk yang belum kering melilit di kepala. Melewati jalan berkelok, menanjak, menurun, sesekali melewati jembatan. Mirip dengan di puncaklah, bedanya puncak macet di sini masih sepi dan asri. “Kau perhatikan ada banyak warung yang bernama arema (arek malang) di sini”, zein menjelaskan layaknya tour guide. Hha... ini memang bukan pertama kalinya dia ke malang, tentu dia lebih tau malang daripada gw, jadi gw menurut sajalah. 

Kedatangan kami disambut seorang sahabat, sebut saja Qays, dia menunggu di sebuah cafe yang cocok sekali dalam momen penyambutan ini, cafe asalamualaykum namanya. Lama ga ketemu orang ini, Ga ada perubahan secara fisik dari dia, masih rambut pendek, celana sarung gombreng, kaos oblong, tas kecil selempang, yang khas dari dia adalah senyum cengengesannya, punya banyak arti. Ga sulit menemukan dia di malang, apalagi mungkin dia satu2nya orang betawi yang nyasar di kota ini. Hha.. 

Kalo fisik sama, gimana dengan mentalnya ?
nanti gw jelasin

Banyak anak punk di sini, mereka duduk2 di pinggir trotoar depan kampus dengan vespa mereka yang beragam bentuknya, beberapa bentuknya sudah tidak seperti motor, lebih mirip transformer, sore hari begini saja sudah terasa dingin di tubuh, ga kebayang bagaimana mereka anak punk bisa bertahan di dinginnya malam kota malang. 

Menunggu gelap kami pergi ke tempat tertinggi di dekat kosan
tentu bukan gedung, ini adalah bukit yang di jadikan perumahan mewah.
kota malang terlihat jelas dari atas sini.





Gilanya si qays ngajak off road pake motor bebek turun ke sebuah mata air, kondisi jalanan tanah lembab, turunan, hanya ada kami bertiga di sana, jelas itu sudah magrib. Suasana mistis sangat kental di sana, orang lokal pun ga ada yang ke sana gelap2 seperti itu. Hanya qays yang nekat. Kesimpulannya mental dia masih sama dengan dulu, terganggu.

Malam berlalu, menyingsing matahari pagi yang menawan.
pagi ini terlihat jelas kosan si qays terletak di lingkungan orang2 timur Indonesia, kebanyakan mereka berasal dari NTT. Jelas pemandangan berbeda dengan sebelumnya di kediri, bidadari bidadari itu.

Yang unik di kota ini adalah penggunaan bahasanya, masih menggunakan bahasa jawa, tapi mereka senang dengan penulisan bahasa yang terbalik, misalnya malang-ngalam, jakarta-atrakaj, arek malang-kera ngalam. Dengan bahasa jawa yang baik dan benar aja gw ga ngerti, apalagi di balik2 seperti ini.

No comments:

Post a Comment

.

Popular Posts