Joy SUMBAR #1
Sumatera Barat atau padang, terletak di tengah pulau sumatera, agak menjorong ke barat tentunya. dikelilingi oleh gunung-gunung berapi yang masih aktif, jejeran gunung tersebut masuk ke dalam jejeran 'ring of fire', yaitu jalur gunung berapi yang berjejer dari amerika selatan, terus ke amerika utara, terus ke jepang, terus turun ke indonesia terakhir terputus di new zealand.
kebanyakan gunung berapi di sumatera masih sangat asri, jarang sekali terdapat pendaki seperti di gunung-gunung berapi lain yang ada di pulau jawa. tempat-tempat tersebut juga masih menyimpan banyak misteri dan mistis, belum lagi masih tersebarnya binatang buas di hutan. penduduk lokal di padang mengungkapkan bahwa masih ada segolongan orang penimba ilmu hitam yang tinggal di dalam hutan, mereka mampu menghilang dan tak terlihat, seringkali mereka memakan manusia untuk memperkuat ilmu mereka. juga mistis tentang harimau jadi-jadian yang setiap malam tertentu menampakan dirinya di depan rumah, katanya si merupakan perwujudan dari nenek moyang mereka yang ingin melindungi keturunannya, atau juga tentang kepala terbang / palasi yang mencari anak bayi sebagai korbannya, dan lain sebagainya.
Terlepas dari semua itu padang masih punya sisi indahnya, keindahan alamnya, makanannya, tradisi yang masih terjaga, sampai ke situs-situs peninggalan bersejarah.
kali ini saya berkesempatan mengunjungi padang untuk yang ke sekian kalinya.
Perjalanan di mulai dari menyebrang selat sunda dengan kapal feri. tarif mobil pribadi untuk masuk ke kapal feri adalah Rp. 232.000, dengan motor bisa lebih murah, apalagi kalo ga bawa kendaraan. penyebrangan di tempuh kurang lebih selama 2-3 jam jika lancar, tidak ada ombak besar, atau antrian panjang di pelabuhan. jika beruntung, anda dapat melihat segerombolan ikan lumba-lumba ketika matahari terbenam.
jika antrian di pelabuhan tidak terlalu ramai, anda bisa memilih kapal mana yang akan ditumpangi, kapal yang lebih kecil lebih rentan dengan guncangan yang kuat, kapal yang lebih besar akan lebih stabil ketika terhempas gelombang laut.
Di kedua pelabuhan banyak pemuda yang rela loncat dari tempat tertinggi di kapal terjun ke laut hanya untuk mendapatkan koin atau recehan kertas dari para penumpang. jangan terlalu terhanyut dengan mereka, terkadang mereka menggunakan kata-kata yang kasar untuk meminta.
Suasana perjalanan di malam hari - muara enim
No comments:
Post a Comment